Exit Meeting Assesment GCG Perum PJT II Jatiluhur Purwakata

Hadir dalam acara ini dari pihak Perusahaan antara lain, Plt. Dirut Perum PJT II  Sumyana Munzaini yang merupakan Direktur Administrasi & Keuangan, Dewan Pengawas Arief Munzaini dan Prof. Bedjo Sujanto yang merupakan  Anggota Dewan Pengawas Senior beserta anggota direksi lainnya sekitar 20 orang, sementara dari Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat, Kepala Perwakilan Deni Suardini didampingi oleh Yuler Bastian selaku Plh. Kepala Bidang Akuntan Negara, Tim Assesment Auditor Madya (Dalnis) Nani Maryani, Imas Udimas, Nani Herlina dan M. Syahreza serta dari tim Humas.

Plh. Dirut Perum PJT II Jatiluhur,  Sumyana memberikan sambutannya dengan menekankan komitmen bahwa penilaian / assesment GCG perlu bukti / dokumen penunjang atas segala kegiatan manajemen yang selama ini belum dilakukan, dan akan dilaksanakan tahun ini. Kedepan SPI perusahaan juga akan berkonsultasi dengan BPKP Jabar dalam rangka perbaikan menuju Good Coorporate Governance, dan atas nama Perum PJT  Sumiana mengucapkan terima kasih kepada BPKP Jabar atas kesediaan menjadi mitra kerja perusahaan serta berharap kedepan lebih intensif lagi.

Sambutan berikutnya oleh Dewan Pengawas, Arief Munzaini . Beliau menyampaikan bahwa Direksi Perum PJT  II masih belum terisi semua sehingga performace perusahaan belum optimal. Selama ini dokumentasi kegiatan manajemen ada notulennya namun berupa pointers yang berupa analisis, tindak lanjut, batas waktu dan penanggunjawabnya tidak jelas. Jadi apabila ada kesulitan maka langsung konsultasi/ bertanya kepada ahlinya (BPKP). Namun demikian kedepan kami akan melaksanakan GCG ini sesuai dengan yang direkomendasikan BPKP Jabar untuk GCG yang lebih baik lagi.

Dalam sambutan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat Deni Suardini, mengapresiasi Perum PJT II,  karena sudah melaksanakan prinsip-prinsip assesmen GCG yang hasilnya sudah baik walaupun masih ada kekurangannya dalam beberapa hal. GCG merupakan Kebutuhan perusahaan, transparansi, akuntabilitas, renponsibilitas, independensinya dan fairness yang akan jadi Good Coorporate Image bagi perusahaan. Oleh pemerintah BUMN diminta mendukung tercapainya Nawa Cita, dan berkontribusi dalam pembangunan dalam hal ini penyediaan air baku dan listrik. Oleh karena itu  menurut Deni Suardini kekurangan-kekurangan yang ada dan belum dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku harus diperbaiki.

Selaku Plh. Kepala Bidang Akuntan Negara, Yuler Bastian menjelaskan pentingnya GCG dalam menjalankan suatu organisasi / badan usaha seperti Perum PJT II, " Bahwa yang terpenting bukanlah nilai, akan tetapi taat azas dan aturan yang berlaku untuk menghindari kesalahan administrasi dan penyimpangan yang apabila dilaksanakan dengan baik maka nilai akan mengikuti sesuai pelaksanaan manajemen perusahaan"

Ekspose hasil assesment disampaikan Auditor Madya (Dalnis) Nani Maryani yang menekankan bahwa BPKP berpegang pada ketetapan pemerintah yang mengatur bagaimana sebuah perusahaan / BUMN harus melaksanakan GCG. Dari hasil assesment GCG di Perum PJT II Purwakarta masih terdapat kelemahan yang harus dibenahi . Dengan tidak menafikan apa yang sudah dicapai oleh Perum PJT II dalam ekspose dipaparkan secara detail kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki agar Assesment GCG memperoleh nilai yang lebih baik lagi, antara lain belum adanya unit pengelola GCG yang bertanggungjawab atas pelaksanaan GCG perusahaan, sehingga timbul kendala yang berakibat kesulitan dalam memperoleh data yang diperlukan bagi kegiatan-kegiatan manajemen perusahaan. Pakta integritas yang merupakan sebuah kegiatan rutin tahunan belum dilaksanakan, dan belum dimuat tindakan pencegahan tindakan gratifikasi dalam laporan Akuntabilitas perusahaan. Belum dilaksanakan  evaluasi berkaitan dengan WBS di perusahaan. Dewan Pengawas juga belum membuat perencanaan untuk pelaksanaan kegiatannya dan belum dituangkan dalam RKA (Rencana Keja Anggaran)

Sumyana memberikan tanggapan atas ekspose tersebut, bahwa kekurangan yang ada dalam hasil assesment oleh BPKP Jabar merupakan introspeksi bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja ke depan terutama aspek GCG yang merupakan penentu nilai assesment perusahaan. Komitmennya apabila Direksi sudah lengkap diharapkan manajemen perusahaan lebih baik lagi dari awal perencanaan hingga out-put sehingga good corporate image akan mendapat nilai optimal dalam assesment GCG tahun mendatang dan kerjasama dengan BPKP Jabar lebih baik lagi.

Arief Munzaini turut menyampaikan tanggapan,  bahwa fungsi pengawasan yang selama ini kurang dilakukan secara optimal akan ditingkatkan dan ditata ulang terutama sesudah seluruh direksi yang masih kosong dapat terisi secepatnya sehingga masing-masing fungsi nya bisa bersinergi dalam meningkatkan performa dan kinerja perusahaan.  Atas13 (tiga belas) parameter yang perlu diperhatikan akan segera diperbaiki.

Prof Bedjo Sujanto selaku Ketua  Dewan Pengawasan, berkomitmen akan melaksanakan semua rekomendasi BPKP Jabar agar kekurangan yang ada selama ini bisa dihilangkan sehingga nilai assesment GCG dapat memberikan good corporate image di dalam laporan manajemen tahun ini. (Humas Jabar/Ruzuar-TIM)