Prosiding, Sarana Publikasi Hasil Litbang

Kita harapkan hasil penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan BPKP menjadi ‘one step ahead’ dan bermanfaat bagi pengawasan di Indonesia” jelas Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan (Puslitbangwas) BPKP Sumitro, saat membuka forum group discussion (13/10).

Kegiatan yang dilaksanakan di ruang perpustakaan Puslitbangwas BPKP tersebut diikuti oleh pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Puslitbangwas, dan narasumber dari Biro Hukum dan Humas BPKP yang diwakili oleh Kasubbag Humas Tri Endang Mudiastuti didampingi Tanti dan Santi.

Forum group discussion (FGD) ini dilaksanakan dalam rangka finalisasi pembuatan prosiding seminar internasional continuous auditing dan continuous monitoring (CACM) yang telah dilaksanakan di Jakarta (19/09).

Dalam arahannya, Endang menjelaskan bahwa pembuatan prosiding secara benar dan menarik merupakan bagian penting hasil penyelenggaraan Seminar Ilmiah. Menurutnya, prosiding dianalogkan seperti jurnal ilmiah. “Yang membedakan biasanya  prosiding merupakan hasil dari konferensi ilmiah atau seminar.  Dalam penulisan prosiding hendaknya rangkaian kata disampaikan secara informatif dengan kalimat efektif, demikian pula dalam penulisan publikasi perlu memperhatikan unsur kehati-hatian dengan menghindari penulisan yang menyudutkan, ” papar Endang.

Endang menambahkan, dalam suatu publikasi dapat pula diselingi gambar yang menarik sesuai konteks kalimat yang disajikan. “Harus diperhatikan posisi saat penggambilan foto, contohnya saat narasumber menyampaikan materi upayakan tergambarkan interaksi narasumber dan audiens serta backdrop seminar tersebut, sehingga sebuah foto dapat menceritakan realita yang terjadi saat berlangsungnya suatu kegiatan,” pesannya.

Tanti menambahkan mengenai teknik piramida terbalik dalam suatu penulisan, dengan teknik ini akan menggambarkan struktur penulisan yang mengutamakan skala penyajian informasi. Hal tersebut untuk menarik perhatian pembaca dan memudahkan dalam memahami suatu tulisan. “Suatu tulisan publikasi hendaknya memperhatikan 5 W + 1 H, yakni apa yang akan dituangkan (what), dimana (where), kapan (when), siapa  yang terlibat (who) dan unsur mengapa (why), serta bagaimana kondisi peristiwa tersebut (how),” pungkas Endang.

Di akhir acara Sumitro mengajak seluruh SDM Puslitbangwas untuk berani memublikasikan ide dan pikiran di berbagai media cetak seperti daily news, Warta Pengawasan dan sebagainya. 

(Humas Puslitbangwas : Pakde/IkeuC/SriN/@rye)