Sharing Session Penguatan Kelembagaan Untuk Ketahanan Pangan

Sharing Session Penguatan Kelembagaan Dalam Rangka Ketahanan Pangan Dan Kesejahteraan Petani digelar oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dalam acara Library Café bagi para pegawai, dengan menghadirkan narasumber Guru Besar Departemen Sosial Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta Prof. Jamhari, bertempat di Aula Amarta lantai tiga, Jumát (1/9/2023).

Sharing session diawali dengan sambutan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah Tri Handoyo. Dalam kesempatan tersebut menyampaikan selamat datang pada narasumber teriring harapan semoga yang disampaikan bisa menambah kompetensi, pemahaman terkait fenomena ketahanan pangan di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Tengah, sehingga akan membawa dampak yang positif bagi pengawasan. Lebih lanjut Tri Handoyo menegaskan yang dibutuhkan sekarang ini adalah bagaimana fenomena ketahanan pangan dan energi bisa tercukupi dalam arti ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari segi jumlah  mutunya serta dapatterjangkaudengan baik.

Jamhari mengemukakan Proyeksi PBB bahwa jumlah penduduk dunia  tahun 2050 sebesar 9,74 miliar jiwa dan 10,87 miliar jiwa pada tahun 2100. Pada tahun 2100 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 320,78 juta jiwa. kondisi ketahanan pangan di Indonesia kedepan mengalami fenomena global supply demand divergen, yaitu perbandingan jumlah penduduk dan ketersediaan bahan pangan. Demand side pangan di Indonesia sudah mulai menunjukkan penurunan terutama pada akses pangan, kualitas pangan rumah tangga, dan tingkat ketahanan pangan. Hal tersebut dipengaruhi terus bertambahnya jumlah populasi penduduk Indonesia namun lahan pertanian yang semakin berkurang.Supply side pangan di Indonesia yang mengecil akibat banyaknya masalah pertanian seperti konversi lahan pertanian menjadi pemukiman, peminatan yang rendah pada bidang pertanian dan berkurangnya jumlah petani serta lemahnya produksi dan distribusi produk pertanian.

Lebih lanjut Jamhari menegaskan cara pengendalian divergen tersebut pertama yaitu dengan memanfaatkan dan menerapkan kajian teknologi pertanian dengan baik. Bagaimana memanfaatkan lahan yang kecil bisa berproduksi besar, dan meningkatkan produksi pertanian yang menghasilkan dua kali lebih besar dari pemanfaatan dan penerapan teknologi pertanian tersebut. Dari hasil kajian/penelitian teknologi pertanian ini harus di sosialisasikan pada petani agar bisa dimanfaatkan untuk peningkatan produksi pertanian dengan baik. Yang kedua dari sisi kelembagaan untuk penguatan ketahanan pangan, Jamhari menegaskan bahwa kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk Petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan Petani, antara lain ada Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani dan Asosiasi Komoditas Pertanian.Institusi kelembagaan berperanan dalamMenciptakan kebijakan2, memobilisasi, danmengelola sumberdaya, serta memberikan pelayanan yang diharapkan menstimulasi dan mempertahankan pembangunan, Pungkas Jamhari.

Acara Libraryu Café diakhiri dengan sharing session dari para pegawai pada narasumber dengan moderator Pengendali Teknis Bidang Investigasi F.Haripitra Juanto dan Host Abu Sofyan.

(Kominfo BPKP Jateng/Din)