Pada Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat telah di bentuk Satgas SPIP yang tertuang dalam Peraturan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Nomor: PER-18.1/PW27/1/2013 tanggal 1 April 2013.
Desain penyelenggaraan SPIP di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat tertuang dalam Peraturan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Nomor PER-18.2/PW27/1/2013 tanggal 1 April 2013.
Sampai dengan saat ini, kegiatan mapping berupa pelaksanaan diagnostic assesment penelitian tentang penerapan SPIP pada Perwakilan Provinsi Papua Barat telah dilaksanakan sesuai Nota Dinas Kepala Perwakilan BPKP Perwakilan Papua Barat Nomor :ND-1823/PW27/3/2013 tanggal 1 Oktober 2013. Hasil pemetaan telah dituangkan dalam Laporan Hasil Pemetaan Nomor: LAP-1979/PW27/3/2013 tanggal 18 Oktober 2013.
3 (tiga) Risiko Tertinggi pada Bagian Tata Usaha dan penanganan risiko tersebut antara lain:
NO |
PERNYATAAN RISIKO |
PENANGANAN RISIKO |
1 |
Risiko pengeluaran tidak didukung dengan bukti formal yang sah |
Penguatan proses reviu atasan dan sosialisasi mekanisme verifikasi pertanggungjawaban pengeluaran anggaran |
2 |
Risiko pengeluaran melebihi anggaran yang tersedia |
Penguatan proses reviu atasan dan sosialisasi mekanisme verifikasi pertanggungjawaban pengeluaran anggaran |
3 |
Risiko DRPP tidak dapat digunakan dalam pengendalian perencanaan |
Penguatan proses verifikasi oleh atasan dan peningkatan kapasitas pegawai |
3 (tiga) Risiko Tertinggi pada Bidang Pengawasan IPP dan penanganan risiko tersebut antara lain:
NO |
PERNYATAAN RISIKO |
PENANGANAN RISIKO |
|
1 |
Hasil audit tidak berkualitas |
Penguatan proses reviu atasan dan PKS pedoman audit |
|
2 |
LHA/KKA hilang |
Pengarsipan dokumen |
|
3 |
Auditor kurang memahami audit pengadaan barang dan jasa |
Diklat / PKS |
3 (tiga) Risiko Tertinggi pada Bidang APD dan penanganan risiko tersebut antara lain:
NO |
PERNYATAAN RISIKO |
PENANGANAN RISIKO |
|
1 |
Risiko kurangnya pemahaman arti penting SPIP dari Pemda |
Mengintensifkan sosialisasi dan komunikasi pentingnya SPIP kepada Pemda |
|
2 |
Risiko penyajian LKPD tidak sesuai SAP dan tidak dapat mengidentifikasi kelemahan SPIP |
Workshop SAP kepada Inspektorat dan menyurati Inspektorat agar mengirim LHP PBJ |
|
3 |
Risiko pengelolaan keuangan daerah tidak akuntabel/ tidak sesuai ketentuan yang berlaku |
Penyempurnaan SOP Kerjasama Perwakilan dengan Pemda dan peningkatan kapasitas PFA. |
3 (tiga) Risiko Tertinggi pada Bidang AN dan penanganan risiko tersebut antara lain:
NO |
PERNYATAAN RISIKO |
PENANGANAN RISIKO |
1 |
Risiko data yang diperoleh tidak memadai/tidak lengkap |
Koordinasi dengan BUMD/BUL mengenai jadwal waktu penugasan |
2 |
Risiko keterlambatan dalam pendistribusian laporan hasil reviu |
Pengaturan mengenai batas waktu reviu |
3 |
Risiko hasil Bimtek/ Konsultasi tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya |
peningkatan kompetensi SDM lebih banyak. |
3 (tiga) Risiko Tertinggi pada Bidang Investigasi dan penanganan risiko tersebut antara lain:
NO |
PERNYATAAN RISIKO |
PENANGANAN RISIKO |
|
1 |
Instansi merasa tidak ada kewajiban untuk menerapkan FCP |
Penguatan proses reviu atasan dan PKS pedoman audit |
|
2 |
Pihak-pihak yang bersengketa tetap pada pendirian masing-masing |
Pengarsipan dokumen |
|
3 |
HP dan atau Anggaran Biaya audit investigasi kurang memadai |
Diklat / PKS |
Kegiatan Utama |
Kegiatan dan Layanan |
Situs Terkait |
Link Pemda di Provinsi Papua Barat |
Layanan Publik |
Kerjasama Eksternal |
Laporan Keuangan, LRA dan Asset |
Pengadaan Barang dan Jasa |
Wonderful Papua Barat |
Wisata dan Kuliner |
PRODUK DAN LAYANAN
|
|
Majalah Arfak Edisi 1 |
|
|
Majalah Arfak Edisi 2 |
|
|
Majalah Arfak Edisi 7 |
|
|
Profil Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat. |
|