MY TRIP HUT BPKP KE 34: BANDA YANG MENAKJUBKAN

Banda Neira atau Banda Naira adalah salah satu pulau di Kepulauan Banda, dan merupakan pusat administratif Kecamatan Banda. Gugusan pulau di tenggara Kota Ambon, Provinsi Maluku, hingga akhir abad ke-18 merupakan kawasan metropolitan yang memesona. Tanah surga ini memainkan peran penting dalam percaturan politik dan ekonomi internasional. Pelbagai suku bangsa asing dan Nusantara pun berbaur di dalamnya. Oleh pala, mereka “dipertemukan” di negeri rempah-rempah, dimana Banda Neira pernah menjadi pusat perdagangan pala sebagai satu-satunya sumber rempah-rempah yang bernilai tinggi hingga pertengahan abad ke-19.

Banda Neira atau Banda Naira adalah salah satu pulau di Kepulauan Banda, dan merupakan pusat administratif Kecamatan Banda. Gugusan pulau di tenggara Kota Ambon, Provinsi Maluku, hingga akhir abad ke-18 merupakan kawasan metropolitan yang memesona. Tanah surga ini memainkan peran penting dalam percaturan politik dan ekonomi internasional. Pelbagai suku bangsa asing dan Nusantara pun berbaur di dalamnya. Oleh pala, mereka “dipertemukan” di negeri rempah-rempah, dimana Banda Neira pernah menjadi pusat perdagangan pala sebagai satu-satunya sumber rempah-rempah yang bernilai tinggi hingga pertengahan abad ke-19.

Banda Neira memiliki paket lengkap untuk berwisata, mulai dari keindahan bawah laut, peninggalan/ situs-situs sejarah, hingga keindahan alamnya yang eksotik dan mempesona. Bangunan-bangunan berarsitektur Eropa peninggalan Belanda di Banda Neira, membuat kita seolah berada di abad ke-17.  Keramahan masyarakat Banda dan arsitektur bangunan/rumah serta sedikitnya mobil yang berlalu lalang, tidak ada angkutan umum adalah alasan kenapa berjalan kaki di Banda Neira. Banda Neira pernah menjadi tempat pembuangan tokoh-tokoh perjuangan, antara lain Bung Hatta, Sutan Syahrir, Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Iwa Kusuma Sumantri, hingga saat ini rumah pengasingan tokoh-tokoh perjuangan tersebut masih dirawat dengan baik dan bisa dikunjungi sebagai situs sejarah di Neira. Keindahan Gunung Api Banda yang memiliki ketinggian 656 meter dari permukaan laut akan selalu bisa kita lihat dimanapun kita berdiri selama itu masih di Kepulauan Banda.

Willard Hanna, peneliti Amerika yang menulis sejumlah buku tentang kepulauan ini, menjuluki Banda sebagai “een Europeeshe Staad in Zuid-Oost Azie” atau maket kota kecil Eropa di Asia Tenggara.

Perjalanan wisata ini dilakukan bersamaan dengan adanya waktu libur yang agak panjang,  dimulai dari tanggal 22 sampai dengan 24 April 2017. Dengan menggunakan kapal laut, rombongan wisata yang terdiri dari Kaper, Kabag TU, Korwas Investigasi, para Kasubbag, Dalnis, pegawai dan THL serta anggota keluarga menuju Pulau Neira. [Humas Promal]