Studi Lapangan Latsar KEMENKUMHAM ke Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

(Kamis, 31 Mei 2018) 160 peserta Latsar Golongan 2 angkatan I,II, III, dan IV Kemenkumham berkunjung ke Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat dan mengamati fenomena yang relevan yang ada di BPKP. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Salamat Simanullang menyambut sekaligus memberikan paparan secara langsung terkait internalisasi dan implementasi lima nilai dasar, yang disingkat menjadi ANEKA, khususnya di BPKP.

Materi ANEKA yang disampaikan, terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti-Korupsi. Akuntabilitas yang dicontohkan salah satunya adalah dengan adanya finger print yang dikaitkan  dengan tingkat disiplin pegawai di BPKP. Pegawai BPKP harus selalu patuh terhadap aturan yang berlaku, dan atas tiap pelanggaran disiplin, akan ada sanksi yang dikenakan. Contoh yang lain terkait penerapan etika publik adalah dengan pembacaan kata mutiara setiap hari, pada pagi dan sore hari setelah pembacaan doa, dan apel pagi tiap hari Senin. Hal ini bermula dari teori psikologi yang menyebutkan bahwa sesuatu yang baik apabila ditanam terus menerus, maka akan tumbuh berkembang, meskipun tidaka ada jaminan akan sukses atau berhasil. 

Paparan yng dimulai pukul 9.35 WITA tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang disampaikan terkait Komitmen Mutu yang ada di BPKP, yaitu dengan penerapan ISO. Pertanyaan yang diajukan oleh Parlindungan Sitohang dari Lapas Kotabaru yang menanyakan terkait syarat yang dibutuhkan untuk mendapatkan ISO dan efeknya bagi pegawai BPKP setelah diterapkannya ISO tersebut. Bapak Salamat Simanullang memberikan penjelasan singkat terkait ISO yang merupakan sistem manajemen mutu dalam melaksanakan satu kegiatan tertentu. Diakui memang tidak mudah dalam menerapkan ISO dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun dengan diterapkannya ISO, proses pembagian tugas menjadi lebih jelas, sehingga mempermudah proses identifikasi dan evaluasi saat terjadi permasalahan sehingga proses perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Kegiatan ini resmi ditutup pada pukul 12.05 WITA dengan menghasilkan simpulan bahwa proses internalisasi dan implementasi nilai-nilai ANEKA merupakan proses pembiasaan sehingga konotasi negatif ASN akan tergerus dan berubah menjadi lebih positif.(ST)