PEWUJUDAN KINERJA UNGGUL MELALUI PENINGKATAN PROFESIONALISME, INTEGRITAS DAN INOVASI

Hadir dalam Kesempatan tersebut Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah Samono, Kepala Bagian Tata Usaha sekaligus sebagai Moderator Khaerun, para Koordinator Pengawasan Bidang, para Pejabat Fungsional Auditor/PFA, dan para Pejabat Fungsional Umum lainnya.

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah, Samono menyampaikan  ucapan terima kasih dan selamat datang kepada narasumber dan para peserta Seminar. Hal lain yang disampaikan adalah bahwa dalam rangka HUT ke-34 BPKP, kita sudah melakukan banyak kegiatan olah raga, maka seminar ini diselenggarakan untuk mengisi sisi yang lain selain jasmani/fisik kita. Pegawai BPKP harus meningkatkan profesionalisme, dimana integritas dan inovasi termasuk di dalamnya, sehingga mendukung pewujudan kinerja unggul di instansi kita.

Lebih lanjut Samono menyampaikan bahwa kemajuan suatu Bangsa itu bisa dilihat dari banyaknya sumber daya alam yang ada. Selain itu unsur-unsur terkait dengan posisi strategis geografis. Akan tetapi variabel sumber daya alam itu ternyata kontribusinya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan variabel Inovasi. Untuk itu marilah kita selalu berinovasi dengan baik sehingga kita bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi BPKP, pungkas Samono.

Abdul Rohman dalam paparannya menyampaikan empat pokok bahasan yaitu, Kinerja Unggul, Profesional, Integritas dan Inovasi. Pengertian Kinerja Unggul adalah ukuran keberhasilan ketika seorang karyawan/pegawai berhasil membebaskan serta memaksimalkan setiap endapan dari semua kemampuan, kompetensi, bakat, ketrampilan serta kekuatannya untuk keberhasilan organisasi di mana dia bekerja. Karakteristik Utama
Kinerja Unggul adalah Fokus pada hasil serta cara yang berbeda antara organisasi yang satu dengan yang lain, Mendukung sebuah perspektif sistem yang komprehensif, serta mendukung evaluasi pencapaian tujuan perusahaan yang berbasis diagnosis secara luas, menyeluruh, dan holistik.

Dijelaskan pula bahwa Kinerja Unggul dan Keberhasilan itu adalah setiap manusia memiliki definisi sendiri tentang sukses dan setiap definisi sama berharga dan bernilai.  Apabila seseorang dalam bekerja menemukan keselarasan  dengan definisi suksesnya, maka yang bersangkutan merasa sedang mengerjakan sesuatu yang bermakna, sehingga dapat dengan cepat meraih keberhasilannya. Pencapaian Kinerja Unggul memerlukan beberapa hal diantaranya pengelolaan diri yang baik dan  komitmen yang tinggi serta memahami tanggung jawab, Keterlibatan diri dengan penuh rasa tanggung jawab, Kemampuan merubah keyakinan dan sikap terhadap sesuatu yang membatasi menjadi keyakinan dan sikap yang berkembang yang menghasilkan keunggulan, serta menjadi inisiator yang baik.

Lebih lanjut Abdul Rohman menyampaikan bahwa Profesionalisme yang sebenarnya adalah perilaku, bukan sebagai kompetensi. Profesionalisme yang sebenarnya hanya memiliki sedikit kaitan dengan bisnis yang dijalani, peran apa yang dijalani dalam bisnis yang dilakukan, atau seberapa banyak gelar yang di miliki. Namun, profesionalisme lebih menunjukkan kebanggan atas kepentingan klient, dan keinginan tulus untuk membantu. Untuk menjadi seorang profesional, seseorang dituntut untuk Komitmen Tinggi, Tanggung Jawab Tinggi, Berfikir Sistematis, Penguasaan Materi, serta menjadi bagian masyarakat profesional, papar Abdul Rohman.

Makna Integritas itu dapat diartikan komitmen dan loyal, tanggung jawab, dapat dipercaya, jujur dan setia, konsisten, menguasai dan mendisiplinkan diri, serta berkulaitas. Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit, pungkas Abdul Rohman. .

Di akhir paparannya, Abdul Rohman menyampaikan bahwa Inovasi adalah proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang karena sifatnya relatif yaitu apa yang dianggap baru oleh seseorang atau pada suatu  konteks dapat jadi merupakan sesuatu yang lama bagi orang lain atau dalam konteks yang lain.

(Tim Humas BPKP Jateng/Din)