Menjajagi Kemungkinan Puslitbangwas BPKP Menjadi Pusat Unggulan Iptek Bidang Pengawasan

Kegiatan sosialisasi dibuka oleh Kapuslitbangwas BPKP, Bonardo Hutauruk. Dalam sambutannya, Bonardo menyatakan bahwa terkait dengan kemungkinan untuk menjadi bagian dari PUI, Puslitbangwas BPKP telah menghasilkan banyak inovasi di bidang pengawasan, misalnya knowledge management system (KMS), kajian-kajian tentang sistem pengendalian intern pemerintah, kajian tentang manajemen risiko, serta telah membangun instrumen Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Program Pembangunan Nasional (AP3N).

Kemudian dalam materi paparannya, Aswin menjelaskan bahwa Pusat Unggulan Iptek (PUI) yang berdiri tahun 2010, merupakan suatu organisasi, baik berdiri sendiri maupun berkolaborasi dengan organisasi lainnya (konsorsium) yang melaksanakan kegiatan–kegiatan riset spesifik secara multi dan interdisiplin dengan standar hasil yang sangat tinggi, serta relevan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi. Organisasi yang berada di bawah naungan Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristek Dikti tersebut saat ini membina setidaknya 137 lembaga/ organisasi litbang untuk mendapat predikat PUI. Saat ini, setidaknya terdapat 300 lembaga litbang di lingkungan institusi pemerintah/perguruan tinggi di Indonesia, terdiri atas 101 unit litbang pada LPNK dan sisanya berada pada kementerian, termasuk perguruan tinggi.

Untuk memenuhi kriteria PUI, banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh lembaga-lembaga litbang, meliputi 31 indikator yang terbagi ke dalam 3 kategori; sourcing absorptive capacity (input), research and development capacity (proses), dan  disseminating capacity (pemanfaatan).

Kategori input menilai kemampuan lembaga litbang dalam mengakses informasi teknologi, mengefisienkan penggunan sumber daya yang ada, dan mencegah terjadinya tumpang tindih penelitian. Indikator yang termasuk dalam kategori ini antara lain; komposisi SDM, anggaran, dan sarana prasarana, status akreditasi lembaga, akses terhadap jurnal online.

Dalam kategori proses, dinilai kemampuan lembaga litbang untuk meningkatkan kapasitas iptek melalui potensi adopsi, adaptasi, dan pengembangan teknologi untuk peningkatan daya saing melalui optimalisasi input, proses, dan pengelolaan industri riset. Termasuk dalam kategori ini antara lain; partisipasi peneliti dalam forum penelitian tingkat nasional maupun internasional maupun peran sebagai mitra bestari, keberadaan roadmap riset, jumlah publikasi riset tingkat nasional dan internasional.  

Sedangkan dalam kategori pemanfataan, dinilai kemampuan lembaga litbang untuk mendiseminasikan hasil–hasil riset dan manfaatnya dirasakan oleh pengguna teknologi (masyarakat, industri, dan pemerintah). Dalam kategori ini, indikatornya antara lain; produk unggulan yang sudah dimanfaatkan oleh pengguna, apreasiasi dan penghargaan yang diperoleh, serta jumlah kerjasama riset dengan pihak/lembaga lain.

Menindaklanjuti kegiatan sosialisasi, Kapuslitbangwas BPKP meminta dibentuk tim untuk mengkaji peluang Puslitbangwas BPKP menjadi bagian dari PUI, dengan fokus kerja tim pada tiga area kategori keunggulan tersebut.

(Humas Puslitbangwas: Jie)