BPKP Pantau Testing dan Tracing di Aceh

.

ACEH - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terus melakukan pemantauan testing dan tracing Covid-19 di Indonesia. Salah satunya melakukan pemantauan di Aceh. Pemantauan dilakukan di tiga lokasi yakni Banda Aceh, Sabang, dan Pidie.

Direktur Pertahanan dan Keamanan Faisal menerangkan, upaya yang dilakukan BPKP di Aceh merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo di berbagai kesempatan yang meminta testing dan tracing ditingkatkan. 

Apalagi kata Faisal, Aceh termasuk dalam kategori provinsi yang tingkat testing dan tracingnya masih relatif rendah. Hal itu dikhawatirkan akan membawa dampak buruk dalam penanganan pencegahan covid-19 di Aceh. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan tim di lapangan, ternyata ada beberapa hal pokok yang menyebabkan testing dan tracing sangat rendah.

"Kurang pahamnya beberapa tim tracing meng-input data di lapangan, kurangnya koordinasi dengan Tim Covid-19 di wilayah setempat, adanya alamat siluman atau tidak sesuai antara KTP dengan alamat domisili, ketakutan masyarakat ditetapkan sebagai kontak erat dari mereka yang terinfeksi Covid-19 dan ketakutan masyarakat untuk diisolasi terpusat setelah hasil tes mereka positif," katanya usai melakukan kunjungan.

Menurutnya, pemerintah tidak menginginkan terjadinya gelombang ketiga Covid-19 maupun masuknya varian baru di Indonesia. Karenanya testing dan tracing yang menjadi bagian dalam pertahanan kesehatan perlu untuk ditingkatkan, terlebih di beberapa negara sudah terjangkit varian baru Covid-19.

Dirinya menambahkan, pelacakan (tracing) yang menjadi bagian dari 3T (testing, tracing, treatment) sudah diperkuat melalui sistem digital. Digital tracing dilaksanakan melalui aplikasi Silacak untuk meningkatkan penelusuran kontak erat yang dilakukan para tracer. Petugas tracer yang terdiri dari Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan petugas puskesmas nantinya akan meng-input data pemantauan harian, kontak erat, dan kasus konfirmasi ke dalam aplikasi Silacak.

"Meski sudah memiliki aplikasi, kita melihat langsung bagaimana tempat yang kita kunjungi seperti di Sabang dan Pidie yang tingkat testing dan tracingnya rendah. Oleh karena itu 3T di Aceh harus terus ditingkatkan," katanya.

Meski begitu kata Faisal, evaluasi dan monitoring yang dilakukan akan dijadikan sebagai bahan pemerintah dalam mengambil langkah kebijakan strategis nasional dalam penanganan pencegahan penularan Covid-19.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang Ferdiansyah mengakui jika di wilayahnya relatif rendah testing dan tracingnya. Hal itu disebabkan dalam beberapa pekan terakhir nihil yang terjangkit Covid-19.

“Meski tidak ada yang positif, tapi kita juga sulit untuk melakukan testing kepada warga yang diduga terjangkit Covid-19, mereka enggan melakukan swab dan menganggap penyakit yang dideritanya merupakan penyakit biasa,” katanya.

Senada, Kepala Seksi Surveilance dan Imunisasi Ansarullah mengatakan, pihaknya baru akan melakukan testing dan tracing pada saat ada yang terpapar Covid-19. Testing dan tracing dilakukan petugas gabungan antara dinas kesehatan, puskesmas, TNI dan Polri, serta dibantu aparat desa.

“Warga di sini kalau kita mau test pada takut, tapi ada beberapa yang koperatif, kalau yang tidak koperatif biasanya dipantau Satgas Covid-19 setiap hari,” ucapnya.

(Kominfo BPKP/FR)