Kaper BPKP Kalbar Menjadi Penerima Vaksin COVID-19 Pertama

.

PONTIANAK (14/1) - Kepala Perwakilan (Kaper) BPKP Kalbar Dikdik Sadikin menjadi satu dari 14 orang pertama yang disuntik vaksin COVID-19 se-Kalbar. Bersama Pangdam XII/Tanjungpura, Kapolda dan Wakapolda Kalbar, Ketua DPRD Kalbar, Kadinkes Pemprov Kalbar, para tokoh kesehatan dan tokoh agama, Kaper BPKP Kalbar menerima suntikan Vaksin COVID-19 pertama se-Kalbar. Sebuah upaya keteladanan untuk menepis kekhawatiran masyarakat atas Vaksinasi COVID-19. 

“Tidak ada lagi kekhawatiran akan vaksin COVID-19, " demikian dikatakan Kaper BPKP Kalbar Dikdik Sadikin dalam acara Pencanangan Vaksin COVID-19 di Kalimantan Barat pada Kamis (14/1) di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, Pontianak.  

Bersama Pangdam XII/Tanjungpura, Kapolda-Wakapolda Kalbar, Ketua DPRD Kalbar, Kadinkes Pemprov Kalbar, tokoh kesehatan dan tokoh agama, dalam kegiatan itu Kaper BPKP Kalbar turut disuntik vaksin.

“Di saat ada keraguan dan kekhawatiran di masyarakat mengenai manfaat dan keamanan vaksin, di situ lah saatnya pemimpin harus terpanggil untuk mencontohkan. Memberikan teladan. Terdepan memperlihatkan kepada masyarakat kesediaannya untuk terlebih dahulu disuntik. Maka prioritas penyuntikan vaksin kepada pimpinan strategis seperti Pangdam, Kapolda serta para tenaga kesehatan, tentulah sudah diperhitungkan secara matang terkait keamanan dan manfaatnya. Tidak mungkin pemerintah akan mengorbankan tentara, polisi dan tenaga kesehatannya dengan taruhan besar kepada keamanan negara di masa pandemi ini. Karena itu, pencanangan ini sesungguhnya pembuktian nyata dari pimpinan, yang sangat besar pengaruhnya dalam mengurangi resistensi di masyarakat, serta meningkatkan animo masyarakat untuk divaksin,” ujar Dikdik saat wawancara.

Maka, lanjut Dikdik, seiring dengan itu, BPKP sebagai auditor intern Presiden bersinergi dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di kementerian, lembaga dan pemda (K/L/P), telah siap untuk mengawal pelaksanaan vaksinasi COVID-19 ini melalui pemantauan dan pengawasan.

“Kami telah memiliki pedoman pengawasan atas pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi APIP K/L/P berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor 6 Tahun 2021. Dalam pedoman tersebut, APIP diharapkan dapat menelisik beberapa tentative audit objective (TAO) yang akan dibuktikan dalam langkah-langkah audit.”

“Dengan sinergi APIP se-Kalbar, pengawasan atas vaksinasi tersebut akan dilaksanakan. Hal ini penting guna memastikan vaksinasi COVID-19 dapat berjalan efektif, yang pada gilirannya berkontribusi bagi keberhasilan penanganan pandemi yang telah berjalan satu tahun ini,” ujar Dikdik.

Gubernur Kalbar Sutarmidji dalam kesempatan itu menegaskan ikhwal keteladanan tadi. “Pimpinan puncaknya saja sudah disuntik vaksin. Apalagi yang harus dijelaskan untuk meyakinkan masyarakat bahwa ini (vaksin) aman?” kata Gubernur usai acara.

Meskipun dirinya tidak turut disuntik vaksin COVID-19, Gubernur mengatakan bukan berarti dirinya tidak mau disuntik.

“Saya sudah daftar sebagai peserta, tapi karena saya sudah dua kali terpapar dan ada autoimun, maka saya tidak memenuhi syarat untuk disuntik vaksinasi COVID-19. Jadi saya pilih divaksin pneumonia. Saya mau juga memproteksi diri saya,” ujar Sutarmidji.

Lebih lanjut Midji menjelaskan, 14 orang yang dilakukan penyuntikkan vaksin hari ini, akan kembali disuntik vaksin COVID-19 dua minggu kemudian. Termasuk kesehatannya akan dipantau oleh Dinas Kesehatan.

Dalam acara yang dikomandoi Kadinkes Pemprov Kalbar Harisson, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih atas peran serta andil berbagai pihak dalam pelaksanaan vaksinasi ini. Midji berharap dengan kegiatan pencanangan ini, masyarakat dapat tergugah kesadarannya untuk melakukan vaksinasi.

“Bila vaksinasi ini berhasil kita jalankan secara bersama dan sukses, insya Allah, Kalimantan Barat dapat keluar dari pandemi COVID-19, dan seluruh masyarakat dapat beraktifitas kembali seperti biasa,” harap Gubernur.

Sebagai pihak yang menangani pengawasan internal pemerintah dengan wilayah kerja Kalimantan Barat, Kaper BPKP Kalbar Dikdik Sadikin juga bersyukur dapat turut serta disuntik vaksin, mendahului kebanyakan warga yang lain. “Dengan turut serta disuntik, kami langsung masuk ke pusaran permasalahan yang diperdebatkan di masyarakat, terkait sampai sejauh mana efek dan manfaat vaksin tersebut. Sehingga, dalam hal ini pengawasan pun dapat turut andil dalam menjelaskan dan menyukseskan pelaksanaan vaksinasi ini.”

Dari observasi sebagai warga yang disuntik pertama di Kalbar, Kaper BPKP Kalbar mengatakan suntikan vaksin tidak terasa sakit. “Hanya seperti digigit semut,” kata Dikdik dengan analogi klasik itu. Demikian juga dengan aktivitasnya sepulang dari kegiatan itu, Dikdik mengaku vaksinasi tidak berdampak buruk bagi kesehatannya, sehingga dirinya dapat kembali beraktivitas normal.

Hal senada juga disampaikan Pangdam dan Kapolda Kalbar yang juga menjadi bagian dari orang pertama penerima vaksin di Kalimantan Barat itu, bahwa vaksin COVID-19 itu tidak menimbulkan rasa sakit dan juga tidak ada efek sampingnya.

Tentu, kegiatan pencangan vaksinasi ini dapat berjalan lancar dan tanpa insiden disebabkan satgas vaksinasi memang telah menetapkan persyaratan kesehatan yang ketat kepada para calon penerima vaksin pertama itu. Persyaratan itu antara lain calon peserta tidak pernah terkonfirmasi positif COVID-19, tidak ada penyakit bawaan/komorbid seperti jantung, hipertensi dan diabetes, serta usia calon penerima di bawah 59 tahun. Terbukti, dengan keketatan persyaratan itu, Gubernur sendiri dalam kegiatan itu tidak dapat turut disuntik vaksin COVID-19.

Setidaknya, pencanangan vaksin COVID-19 ini dapat menjawab kekhawatiran dan keraguan di masyarakat. Selanjutnya, dengan vaksinasi yang akan dilaksanakan secara lebih luas, semoga dapat membantu upaya pemerintah menyelesaikan permasalahan pandemi COVID-19 yang selama ini sangat mengganggu kehidupan berbangsa.

 

(Humas BPKP Kalbar/Fajar Winarso)