Maturitas SPIP untuk Mencapai Efektifitas Organisasi

Mataram (28/2) – Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali mengadakan acara Library Café pada hari Kamis, 28 Februari 2019. Acara yang diselenggarakan siang itu dibuka dengan sambutan hangat Teguh Prihandono selaku host dilanjutkan dengan lantunan beberapa lagu yang menambah kemeriahan dan kehangatan acara.

Tema Library Café kali ini adalah “Derap Langkah Auditor BPKP dalam Membangun SPIP”. Paparan disampaikan langsung oleh Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Gatot Darmasto yang bersedia menjadi influencer kehormatan. Gatot menceritakan perjalanannya memulai karir di BPKP. Paparan selanjutnya tentang kondisi BPKP saat ini dan harapan untuk setiap insan BPKP di seluruh Indonesia, khususnya yang sekarang bekerja di kantor perwakilan BPKP Provinsi NTB.

Pimpinan BPKP mencatat perlu adanya perbaikan terhadap kualitas kerja yang tercermin dari penerbitan laporan dan perkembangan proses penugasan. Kontrol kualitas pada setiap penugasan yang ada di BPKP adalah sebuah keharusan untuk menjaga kepercayaan stakeholder pada BPKP. Pada Deputi Penyelenggaraan Keuangan Daerah (PKD), atas setiap angka yang keluar untuk Maturitas SPIP dan Kapabilitas APIP pada pemerintah daerah harus melalui ekspose langsung bersama pimpinan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas kerja BPKP.

Peran BPKP saat ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi pemerintah. Sebagaimana dalam visi BPKP, auditor BPKP harus paham tugasnya dalam mengawal keberhasilan tujuan organisasi dan mengawal akuntabilitas. Dengan adanya kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP melalui Perpres 192 tahun 2014 untuk melakukan 2 hal tersebut, alat utama pengawasan yang digunakan adalah APIP dan SPIP. 

Fungsi utama SPIP adalah mencapai efektifitas organisasi. Untuk itu, dibutuhkan pimpinan yang paham atas perannya dalam organisasi dan memahami tujuan dibentuknya organisasi. Selain itu, dibutuhkan adanya manajemen SDM (pola rekrutmen, penempatan pegawai, promosi, reward dan punishment), pedoman dan SOP tentang kegiatan organisasi untuk menjaga standar proses dan standar kualitas, serta manajemen risiko agar setiap risiko yang timbul dapat dikendalikan. Reviu berkala untuk setiap kegiatan organisasi dilakukan agar hal-hal yang berpotensi menghambat tercapainya tujuan organisasi dapat dideteksi secara dini.

Di akhir sesi paparan, dilakukan tanya jawab oleh seluruh peserta. Semoga pengalaman dari influencer dapat bermanfaat dan tetap diikuti dengan meningkatnya minat baca seluruh Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi NTB. Sampai jumpa di acara Library Café NTB berikutnya!

 

Tim Humas BPKP NTB