Sestama BPKP Selenggarakan Jam Pimpinan di BPKP Kalsel

Rabu (11/3) Kantor Perwakilan BPKP Kalsel mendapatkan kunjungan istimewa Sestama BPKP, Meidyah Indreswari. Dalam kesempatan itu, Meidyah menyempatkan diri untuk memberikan pengarahan, pembekalan, pemantapan, dan informasi terkini  dalam jam pimpinan yang digelar di Aula Kantor BPKP Kalsel. 

Acara diawali dengan paparan Kepala Perwakilan BPKP Kalsel,  Edy Karim yang menjelaskan capaian dan prestasi yang telah diraih oleh BPKP Kalsel dalam tugas dan fungsi pengawasan di Provinsi Kalimantan Selatan. Kepala BPKP Kalsel itu juga menjelaskan berbagai macam kegiatan budaya kerja dalam rangka internalisasi prinsip 5 AS yang dijalankan di Kantor Perwakilan seperti kegiatan Obrolan Sharing Knowledge dan Attitude (OSKA) yang dilaksanakan setiap paginya, Doa Pagi dan jam pimpinan setiap Senin pagi, dan lainnya. Kegiatan-kegiatan budaya kerja di Kantor Perwakilan BPKP Kalsel merupakan kegiatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan kapabilitas pegawai dalam menjalankan tugasnya.

Selanjutnya, Sestama BPKP memaparkan mapping pegawai yang sedang dilakukan Biro Kepegawaian dan Organisasi BPKP. "Mapping ini bertujuan agar setiap pegawai dapat dipetakan dan ditempatkan dalam penugasan yang sesuai dengan kemampuan akademik maupun soft skillnya," ujar mantan Kapusdiklatwas BPKP itu di ahdapan pimpinan dan staf BPKP Kalsel. 

Tak hanya itu, Sestama juga concern pada kepatuhan atas jam kerja. "Saya harap pegawai dapat melihat “beyond compliance”. Pegawai diharapkan  bisa bekerja lebih keras, tidak sekedar datang dan pulang tepat waktu ataupun tepat waktu dalam menyusun laporan, tetapi memberi perhatian. Dengan kata lain,  mari kita menjiwai pekerjaan yang dilakukan," ujar Bu Iin, demikian sapaan akrabnya.

Terakhir, Sestama BPKP yang juga Pejabat Pembina BPKP Kalsel itu mengupas pelajaran pada banner yang dipasang di lobi Kantor BPKP Kalsel, Learning Disabilities, tentang hal-hal yang menyebabkan organisasi sulit berkembang, yaitu: hanya berpusat pada diri sendiri, tidak menyadari bahwa organisasi berjalan oleh banyak orang;  menyalahkan keadaan dan orang lain atas semua penderitaan yang dialami; reaktif disangka proaktif; semakin cepat selesai semakin cepat perubahan yang diinginkan; terlalu menikmati zona nyaman tanpa menyadari perubahan yang merugikan; kita menyangka kita akan selalu belajar dari pengalaman; dan semua tugas akan selesai dengan membentuk tim dan tim tidak pernah salah.

(asri) n (x..)